Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RUANG DAN WAKTU


Hmmm… terasa bingung juga mendiskripsikan apa itu ruang dan waktu, walaupun kita tidak bisa mengelak bahwasanya kita hidup juga butuh ruang untuk kita singgahi dan waktu sebagaimana umur kita yang selalu bertambah tiap waktu. Ok lah disini saya akan mengupas sedikit pengetahuan saya tentang ruang dan waktu,
         Pertanyaan yang sering muncul dalam benakku saat ini, apakah masa lalu masih ada? Dimana kah masa lalu tersebut? Apakah keberadaan masa yang akan datang telah siap dan menunggu pertemuan selanjutnya? Apa yang dimaksud dengan waktu itu? Apa yang dimaksud dengan ruang itu? Apakah ada ke absolutan ruang dan waktu dalam alam semesta ini? Seseorang bernama Augustine (dikutip dari Nature and Science, 2003) yang mati dalam AD 430 mengatakan “if tidak ada seorangpun yang menanyaiku, aku tahu apa yang dimaksud waktu itu, tetapi jika aku ditanyai, aku kehilangan sesuatu yang aku ingin katakana”.
Berdasarkan aktifitas manusia, ada 2 aspek dari dunia ini. Satu adalah dunia yang teramati dan kedua adalah keberadaan dunia. Dalam konsep dunia yang teramati. Hal ini berhubungan dengan epistemology, empiricism, idealism, mentalism, immaterialism, spiritualism, subjectivity, dan measurement. Sedangkan dalam keberadaan dunia berhungan dengan ontology, naturalism, physical entity, dan existence.
Berdasarkan kamus besar bahas Indonesia “Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung”, “Ruang yaitu tempat kedudukan suatu benda”. Berdasarkan kamus Webster “Waktu merupakan system yang menghubungkan kejadian dengan kejadian yang lainnya, apa itu dimasa lalu, masa sekarang ataupun masa yang akan datang, dalam jangka waktu yang tak terbatas dan waktu yang berkelanjutan sebagaimana kejadian-kejadian yang tergantikan dengan yang lainnya”. Sedangkan “Ruang merupakan bidang 3 dimensi yang tak terbatas atau suatu bidang yang mana semua objek benda material ditempatkan dan segala peristiwa-peristiwa terjadi.
Para fisikawan-fisikawan modern sering kali membicarakan bagaimana mengukur ruang dan waktu dengan pengamatan secara langsung atau dengan persamaan matematik, tetapi mengabaikan ruang dan waktu (Hawking). Berdasarkan teori relativitas, seorang traveler (seseorang yang bepergian dengan kecepatan tinggi) mampu melihat bahwasanya ruang dan waktu itu menyusut sebagaimana kejadian yang dialaminya, jika itu benar. Akan tetapi dia (traveler) tidak mampu mengubah ruang dan waktu tersebut. Ruang dan waktu masih dalam keadaan yang sama dan tidak ada perubahan antara seorang traveler dengan yang diamati. Ruang dan waktu tidaklah menyusut, tetapi pengamat mengamati adanya penyusutan. Ada sebuah ketidak cocokan antara konsep dasar dari konsep ruang dan waktu antara pengamatan dengan aspek yang dialami. Jika kita hanya berfikir tentang dunia terukur dengan melibatkan ruang waktu yang diukur oleh manusia, kita seharusnya bisa mengatakan itu tidak ada jika pengukurnya telah meninggal.
Ok sampai disini dulu tulisan tentang ruang dan waktu ini, selanjutnya saya akan mengawali sub-bab ruang waktu dengan mengupas sedikit tentang konsep yang dibangun oleh Newton dan InsyaAllah nantinya bisa membuat kita paham apa yang dimaksud dengan ruang waktu. Amin

Post a Comment for "RUANG DAN WAKTU"